Kamis, 17 Juli 2008

Kita Tidak Butuh Investasi

Kalau kita perhatikan, banyak program pemerintah, mulai dari pusat sampai daerah dilakukan untuk menarik investasi, khususnya dari luar negeri. Begitupun program dari IMF maupun saudara-saudaranya semacam World Bank, UNIDO dan semua agen dari PBB menyarankan investasi kalau suatu negara pingin maju.

Namun, sebelum sampai ke pembahasan investasi, ada baiknya kita bertanya: kemajuan apa sih yang ingin kita capai dan apakah dengan investasi bisa mencapai kemajuan itu?

Mengenai kemajuan, pada umumnya setiap negara adalah ingin maju dalam perekonomian. Kalau memang perekonomian tujuannya, maka sepertinya investasi adalah tepat untuk mencapainya. Tapi tunggu dulu. Coba kita lihat pada negara-negara yang "maju" dalam hal perekonomiannya. Apakah visi dan misi mereka memang ekonomi? ataukah ekonomi merupakan efek samping dari tujuan mereka sebenarnya? (ini perlu data lebih lanjut, akan ditambahkan jika ada waktu)

Katakan bahwa mereka maju karena ekonomi, ekonomi mereka maju karena investasi. Lalu apakah mereka sejahtera? Apakah Amerika sejahtera? apakah Eropa sejahtera?

Investasi yang dalam kurun 10 tahun ini banyak terjadi di China, apakah mereka sejahtera?

Lalu kita, apakah kita benar-benar pingin menarik investasi? Kok tidak punya program menarik investasinya yang efektif? Kok peraturan dan kenyataan di lapangan justru menindas dan menolak investasi? Nyatanya banyak perusahaan yang memilih pindah dari negeri ini ke negeri lain.

Apakah kalau tidak ada investasi lantas kita akan binasa? Kemajuan ekonomi untuk apa sih?

Bagaimana bila kita tidak usah menjadi negara maju, tetapi rakyatnya sejahtera. Seperti halnya orang Badui asli. Mereka tidak maju, tetapi sejahtera. Gaya hidup mereka minimalis. Mereka dan alam saling menyokong keberadaan mereka.

Sebaliknya kemajuan ekonomi hanya akan menguras sumber daya alam. Sementara program-program pemerintah rawan kebocoran.

Kalau bisa pemerintah membuat program yang menganjurkan masyarakat hidup sederhana. Penghasilan kecil tidak masalah asal biaya kebutuhan hidup lebih kecil lagi. Kebutuhan masyarakat sebenarnya tidak banyak. Cukup makan, pakaian, rumah, pendidikan dan kesehatan. Kalau itu bisa, kita tidak perlu investasi 

Selasa, 15 Juli 2008

Apakah Tuhan Kuat?

Ada teman yang memberi pertanyaan: "Kalau Tuhan itu Maha Kuasa, mampukah Dia membuat batu yang dia sendiri tidak kuasa mengangkatnya?"

Sepertinya teman itu ingin membuktikan bahwa jika tuhan tidak mampu membuat batu tersebut, berarti Tuhan bukan Maha Kuasa. Namun coba diperhatikan. Pertanyaan itu mengandung kontroversi. Ada dua premis di sana: 1. Bahwa Tuhan Maha Kuasa. 2. Bahwa Tuhan Tidak Kuasa. Kedua premis tersebut saling bertolak belakang. Tentu saja premis kedua tidak bisa digunakan untuk membuktikan bahwa premis pertama benar. Pertanyaan itu salah. Tidak perlu dijawab.

Sama dengan pertanyaan: Kalau Tuhan Maha Kuasa, apakah Dia juga kuasa untuk menghilangkan kekuasaanNya?

Atau jika anda orang yang baik, maukah anda menolong saya untuk mencuri? Kalau anda jawab mau, berarti anda bukan orang baik, karena anda ikut mencuri, sedangkan jika anda jawab tidak, anda juga bukan orang baik, karena tidak mau menolong saya. Jelas pertanyaan itu menjebak. Harusnya anda bertanya balik. Apakah mencuri itu baik? Menolong memang baik, tetapi menolong orang mencuri jelas tidak baik.

Premis " Tuhan tidak kuat mengangkat batu" jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak kuasa. Premis itu salah. Karena itu premis itu tidak bisa digunakan untuk membuktikan bahwa Tuhan Maha Kuasa dan kuasa pula untuk menciptakan batu.

Atau mungkin anda punya contoh yang lebih tepat? Silakan berkomen.